Akhirnya Semuanya Berakhir Dengan Indah
Tulisan ini sudah dapat izin dari semua pihak, mohon dijadikan pembelajaran.
Oke,sudah beberapa hari ini hidupku suram, malas bicara dan sebagainya, kecuali dimalam hari karena itu pelampiasan.
Memang betul kalau sudah beberapa hari ini saya punya masalah dengan teman saya, fani dan revan. Sebenarnya masalahnya tidak begitu besar, tapi karena berlarut-larut akhirnya jadi salah paham dan yah begitulah. bahkan dalam hatiku sempat berdesir, “hei, anak muda, sampai kapan kamu sadar kalau komunikasi bisa memperbaiki suasana dan bahkan bisa merusak suasana.” dan dalam hal ini berlaku yang kedua.
Sebenarnya kalau diingat-ingat kembali sejak 4 hari yang lalu itu memang cukup suram, kenapa suram ya karena seumur hidup barusan saya punya masalah yang sampai berhari-hari terpikir, biasanya paling lama Cuma sehari dua hari. Tapi sesuram-suramnya hari-hari itu kalau dipikir-pikir lagi jadi keliatan lucu saja, apalagi tadi diakhiri dengan ending yah, agak unik kalau tidak mau dibilang konyol.
Oke,dari awal masalah ini muncul dan sampai berakhirnya tadi kami sepakat tidak akan pernah menceritakan isi masalahnya ke orang lain siapapun itu, tapi intinya ini bukan masalah seperti yang dialami remaja-remaja lainnya, misalnya masalah perasaan dan lain-lain, bukan juga masalah harta,budaya,etika dan sebagainya. Tapi lebih ke masalah krisis keprcayaan yang dibumbui dengan kesalahan komunikasi.
Bicara masalah komunikasi hampir tidak pernah kami bertiga berkomunikasi secara langsung. Selama 4 hari ini kami hanya mengutarakan pikiran masing-masing lewat dunia maya, facebook, twitter, dan blog. Buat status,twit, atau postingan tapi tidak pernah saling mengomentari. Kalau ada satu orang yang membuat status maka cara yang lain mengomentarinya adalah dengan membuat status juga atau postingan baru. Yang lucunya yaitu pada saat masing-masing teman kami yang datang membaca status atau twit itu ikut nimbrung atau bertanya kenapa membuat status seperti itu. Mereka bertanya tapi Tak satupun dari kami pernah memperdulikannya. Eh kecuali saya mungkin, sewaktu si Maya komen status Fb tadi malam, terpaksa saya komen. Kalau tidak salah status itu saya buat karena sudah jenuh dengan keadaan kami yang terus-trusan perang dingin seperti anak kecil, jadi tadi malam, tadi pagi dan tadi siang saya membuat status untuk mengajak mereka berdua bertemu di suatu tempat netral dan membicarakannya semuanya.
Awalnya saya mengira mereka tidak peduli akan semua ini, karena sudah lewat 10 menit dari waktu yang ditentukan tak satupun dari mereka yang muncul barang seikat rambut sekalipun. Ternyata saya lupa kebiasaan mereka kalau selalu bermasalah dengan waktu. Dan betul 5 menit kemudian mereka datang bersamaan. Lho? Bersamaan? Iya bersamaan, malah datangnya pake cekakak-cekikik kayak anak kecil main petasan. Coba tanyakan ke saya,”kamu terkejut tak?” pasti saya jawab,”ya iya lah.” Mana mungkin orang yang punya masalah bisa datang barengan terus ketawa-ketawa seakan-akan tidak ada apa-apa. Sempat terlintas di otak kalau mereka selama ini kerjain saya. Dan seandainya itu betul berarti saya sudah tertipu dan lebih baik bunuh diri saja. Eh jangan dulu deng, kuliahku masih lama, novelku belum terbit dan ibuku belum pensiun, jadi jangan mati dulu. Lagipula ternyata mereka tidak berniat jahil, ternyata mereka sudah menyelesaikannya duluan dari pagi tadi Cuma tidak enak kalau tidak menghadiri “tantangan pertemuan” yang saya buat.
Dan setelah bicara selama kurang lebih 15 menit semuanya selesai dengan baik. Hey?15 menit? Ya benar, 15 menit saja untuk menyelesaikan masalah selama 4 hari yang mngganggu waktu tidurku, waktu main game ku, waktu sahurku, waktu belajarku (yang ini tidak), waktu menulisku, dan waktu buka puasaku. Sumpah, dua hari puasa kemarin saya tidak pernah betul-betul menikmati waktu berbuka puasa, bahkan itu rasa minuman seperti bukan dicampur gula, tapi seperti dicampur apaa gitu. Semua gara-gara kalian berdua. Tapi untungnya semua ini sudah berakhir dengan indah, menyenangkan dan konyol tentu saja.
Pelajaran utama yang dapat dipetik dari cerita ini adalah jangan biarkan masalah berlarut-larut. Sekecil apapun masalahnya maka selesaikanlah secepatnya. Jangan seperti kami.
Dan akhirnya setelah mendapat izin dari 3 tokoh utama untuk menulis cerita ini maka saya berharap tidak akan ada lagi 3 orang konyol seperti di atas. Terima kasih sudah membuang waktu anda untuk membaca cerita ini.
Salam kemanusiaan. Salam sehat. Salam gembira.
NB: nah, sepertinya sekarang kami punya masalah baru, yaitu harus minta maaf kepada semua orang yang kami cueki di status facebook ,twitter dan blog.
Bukankah Sudah kubilang kalau kami ini konyol dan tak pernah belajar dari pengalaman.
Ditulis di
Bumi tamalanrea permai blok A
Jumat, 13 Agustus 2010
Pukul 17.23 WITA
0 Response to "Akhirnya Semuanya Berakhir Dengan Indah"
Posting Komentar