WELCOME

REUNI SD Cahaya Nur

 
ANEH,kata yang sering saya dengungkan dalam hati. Saya selalu bingung dengan teman saya yang baru-baru saja tamat SMA sudah ngajak ketemuan dengan tema reuni. Ya ampun, memangnya kalian sudah jadi siapa sih...dasar aneh, masa baru 1-2 tahun sudah mau ngumpul lagi, bukan apanya, jangan sampai itu Cuma sekedar acara nongkrong tak jelas, menghabiskan biaya dan waktu dan lainnya. Entah kenapa mereka begitu kangennya (terutama sama saya) sampai mau sekali ketemuan. Okelah kalau sekedar berkunjung atau silahturahmi, tapi kalau rekreasi, aduh, entah , kenapa saya jug jadi bingung. Begitu banyak hal yang masih bisa diurus, misalnya melatih di sekolah2 binaan, ambil dan kirim alat2 elektroniknya kakak, belajar di rumah(cie, blajarnya  mih),  olahraga di UKM unhas,atau apalah. Setidaknya kegiatan-kegiatan yang  bisa melatih keterampilan dan menambah penghasilan walaupun Cuma sedikit-sedikit. Masa muda juga bisa terisi dengan kegiatan selain hura2 yang tidak jelas. Karena  Masa muda adalah masa pembelajaran, belajar hidup susah, belajar mengerti dan belajar bekerja.  Nantil akan ada waktunya kita menikmati hidup,kalau sudah sukses. Contohnya reuni itu ya yang seperti ini nih.
Ya anggap saja paragraf diatas sebagai intro yang tidak bisa menjadi pengantar inti cerita ini.

10  Juli 2010 kemarin kebetulan saya mendapat mandat dari semua kakak saya (halah). Maklum Cuma saya yang libur waktu itu, yang lainnya pada kerja semua. Sekalian membuktikan kalau saya sudah tumbuh menjadi laki-laki yang bisa menjaga Ibunya ke mana pun, walaupun sama-sama tidak tahu jalan.  Tugasnya antara lain menemani Ibu ke kudus untuk Reuni anak muridnya di SD tempatnya mengajar dulu, kemudian semarang untuk acara nikahannya si adikku, Dian artika. Dan sampai sekarang saya masih mengaanggap Dian begitu tega kepada saya, berani-beraninya dia mendahului kakaknya yang hampir tampan ini dan Semenjak pernikahannya berlangsung tiba-tiba nama saya sering jadi dadu lempar /bahan pembicaraan di keluarga besar (ceritanya lain kali ya)

Sorenya saya sudah siap dengan motor(nya om) untuk mengantar ibu saya dari kompleks perumahan  CV Sumber Indah ke kawasan simpang 7 , perlu diketahui lalu lintas di Kudus berbeda dengan makassar. Makassar lebih bebas dan liar,sedangkan disini kalau ada lampu merah harus berhenti minimal 1 meter di belakang zebra cross, itu tuh zebra yang geletakan di tengah jalan. Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, banyak acara dan gamesnya yang cukup familiar di training-training motivasi, ada juga acara makan-makannya (huahaha, ini dia nih). Ternyata acara reuninya ini reuni angkatan yang tamat tahun 1980 di SD cahaya Nur. Sayangnya Ibu saya pada tahun 1979 sudah dipindah tugaskan ke sulawesi waktu itu. Tapi Ibu saya sempat mengajar mereka selama 1 semester di kelas 5. Saya juga baru tahu kalau 99% siswanya keturunan tionghoa,chinese dan sebagainya. Memang sih beberapa tahun lalu ibu saya memang pernah cerita kalau pemain bulutangkis legendaris Hastomo Arbi dan Harianto Arbi dulu juga muridnya, bahkan Ibu selalu mengantar mereka kalau lagi lomba. Katanya mereka sering ribut dikelas kecuali menjelang jam olahraga, mereka akan duduk manis menunggu. Memang  bakatnya di olahraga sangat luar biasa. Akan tetapi semenjak sering menjuarai lomba-lomba mereka mulai jarang masuk sekolah karena selalu dijemput orang-orang Djarum untuk melatih,What? Anak SD sudah pintar melatih bulutangkis.....gila. mengalahkan anggota kowismu yang baru bisa melatih di kelas 1 SMA.
**************************************************************************
Aduh saya tidak bisa bercerita lewat  kata-kata, lewat gambar saja ya ceritanya, meski gambarnya tak
terlalu jelas. Maklum Cuma pake kamera HP 2 mpx.





 
Yang unik adalah waktu MC-nya bertanya, siapa diantara alumni yang sekarang menetap di luar kota kudus, dan ada beberapa yang angkat tangan, mereka ada yang dari Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Jogjakarta. Kemudian mereka diberikan applaus oleh setengah isi aula karena sudah menyempatkan diri jauh-jauh datang. Setelah itu MC kembali bertanya siapa saja guru-guru yang datang dari luar angkasa, eh, luar kota kudus. Nah, untuk adegan yang ini sudah saya tunggu dari 10 hari yang lalu. Waktu itu saya sudah mendesak ibu untuk latihan pidato,wajar saja, guru yang sudah 30 tahun tidak muncul dan datang dari luar pulau pasti ada welcoming speech-nya. Dan waktu itu ada 2 orang yang angkat tangan. Yang pertama bilang kalau beliau datang dari semarang. Dan ¾ isi aula memberikan tepuk tangan. Nah sekarang giliran ibu saya nih, pasti tercengang kalau mereka pada tahu beliau dari kota masamba yang jaraknya 475km dari karebosi, pusat kota makassar. Waktu itu ibu saya bilang, “saya datang dari Makassar....”


Dan selama 3 detik isi aula terdiam, saya yang sudah ambil ancang-ancang untuk tepuk tangan  jadi bingung. Untung saya ga bodoh-bodoh amat waktu sekolah, dari bahasa tubuh orang-orang ketahuan bahwa  mereka masih menunggu pernyataan kalau Ibu datang dari mana.


ARGH...GARING.  Lebih garing dari waktu saya isi materi LKMO tahun lalu dan melontarkan pertanyaan ke para peserta,tapi tidak ditanggapi dengan baik karena mereka tidak mengerti, atau jauh lebih garing daripada sambutan ketua umumnya Egha yang hampir lucu 4 tahun lalu. Ibaratnya ini seperti Showtime Ekskulnya SMA5 di lapangan Basket outdoor tapi semua penonton  dalam keadaan tertidur di bawah terik matahari.


Dan kemudian Ibu melanjutkan “....,di Sulawesi bagian selatan.”  Duarr...isi aula bergemuruh. Nah, disini mereka baru sadar (tadi masih di jalan sesat dan belum baca Al-fatihah)


Saking bangganya mereka ada guru yang rela jauh-jauh datang dari pulau sulawesi sampai-sampai itu baru seisi aula bertepuk tangan,mulai dari alumni, kameramen, lighting,mixer,Sound, sampai koki juga ikut terbawa suasana(atau sebenarnya mereka juga alumni ya?entahlah). Mereka ada yang tepuk tangan,berdecak kagum, berteriak histeris, meloncat-loncat kegirangan, terguling-guling bahkan ada yang keselek(tersedak). Ujung-ujungnya si koki dituduh melakukan pembunuhan berencana karena ada yang keselek. Oke saya Cuma bercanda, tapi memang ada yang sampai keselek lho.
(yang terguling-guling mikir sendiri saja benar atau tidak, kalian ini selalu saja memaksa saya untuk jujur)


ASTAGA, ANTIKLIMAKS BANGET... entah apa pelafalan Ibu saya tidak cukup jelas atau mereka tidak tahu dimana itu makassar. Ataukah memang makassar tidak begitu populer di Kudus, atau tidak populer di Jawa, atau dimana-mana tidak ada yang tahu makassar.
*****************************************************************

Selanjutnya makan malam. ah,ini dia nih. Anggap saja ini balas jasa atas jerih payah menghapal jalan di kudus(dan tersesat 3 jam di simpang 7). Widdih,kalau biasanya kita mendengar istilah seorang laki-laki punya kelemahan kalau bertemu 4 hal yaitu harta, wanita, jabatan, dan kepopuleran maka saya tambahkan satu lagi yaitu makanan. Iya, makanan jauh membuat saya jauh lebih  lemah dibandingkan 4 hal tadi. Info sedikit ya, kalau di jawa acara makannya agak beda dengan di sulawesi, biasanya di sulawesi ada semua nasi,lauk,sayur,sup dan kita ambilnya secara prasmanan, tapi kalau di jawa kayak ada gerai atau stand tiap menu. Mangkuknya juga kecil-kecil,dimasakkan ditempat, dan dilayani  sama yang jaga disitu jadi semua menu makanan bisa dicicipi. Menunya ada soto kudus, ada tengkleng (semacam rendang), ada sate kerbau(ternyata ada juga,kasian si kerbau) ada umbi-umbian yang dibakar, jeruk sunkist,minuman botol, ada juga makanan yang mirip gudeg jogja Cuma lupa apa namanya, yang mengherankan kok bisa ya tahunya lebih panas dari kuahnya,  ada juga es dawet (cendol) sialan, cendolnya enak sekali. (harusnya ada yang diselundupkan,eh diamankan buat dimakan dimakassar)


Pas sudah selesai makan ada alumni yang datang ke saya, mestinya beliau umurnya tidak beda jauh dengan ibu saya. Jaman dulu kan sekolah guru cepat  selesai jadi sejak umur 15  ibu saya sudah ngajar, jadi  beda
tipis lah umurnya yang mengajar dan diajar. Sulitnya adalah beliau  ngomongnya pakai bahasa jawa, untungnya sebelum berangkat dari makassar Ibu sudah ngajarin sedikit bahasa jawa. Walaupun itu orang, eh itu bapak ngomongnya pake bahasa jawa, tapi saya jawabnya pakai bahasa indonesia...heheh.  Ada salah satu bagian yang unik juga waktu diawal pembicaraan, saya coba translate ke bahasa indonesia saja yah, beliaunya kan nanya nih, “betul kan putranya Bu Suntari? anaknya Bu Suntari sekarang Sudah berapa?” terus saya bilang,” iya, anaknya Bu Tari sudah 5.malahan cucunya sudah ada 5 juga, yang paling besar umurnya 5 tahun.” Si bapaknya langsung terkenyut, eh terkejut. “lho, umurnya bu Suntari berapa sih? Dan saya jawab 58, dan bilang lagi, “ckckck,bu Tari sudah tua tapi masih keliatannya awet muda ya.”
Seandainya tidak ada orang disitu pasti saya langsung ketawa  sambil salto dari lantai dua turun ke lantai satu. Imajinasi ini melayang membayangkan bagaimana raut wajah Ibu kalau nanti saya ceritakan, pasti tambah bangga lagi, soalnya Sebelum ini saja tidak kurang dari 5 orang yang bilang ke Ibu kalau beliau masih keliatan cantik.

Dan akhirnya acara ditutup dengan pembagian doorprize (hadiah Utama 2 buah HP)dan penghargaan buat para guru. Ternyata isinya plakat, dasar anak EO,ini pikiran langsung mikir berapa biaya buat 1 buah plakatnya, itu yang dirumah plakat Akrefitas yang dibagiakan ke para steering dan juri saja biayanya sudah puluhan ribu, itupun ga bagus-bagus amat. Sumpah, plakatnya yang dibagikan ke para guru ini bagus sekali,pakai huruf timbul,bukan diukir, seakan-akan dari emas.  cantik, elok, indah,menawan.




cukup sekian dulu ya...katanya bulan November 2010 ada reuni lagi, tapi skala akbar. wah...kalau Ibu ikut lagi asik juga tuh. doakan saja ya.


Asai
Ditulis di Griya Alam Permai

6 Agustus 2010

23.49 Wita



0 Response to "REUNI SD Cahaya Nur"

IKLAN

Cari Blog Ini

Powered by Blogger