Assai Story line

Kompetisi Website Kompas MuDA – KFC, melihat tulisan ini di blog teman, saya langsung bertanya-tanya, “Kompetisi seperti apa sih ini?”. Setelah membuka situs www.mudaers.com, barulah saya mengerti bahwa kompetisi ini dibuka sejak beberapa bulan lalu dan merupakan salah satu cabang lomba yang mengedepankan tulisan dengan tema Bangga Indonesia. Hal ini menstimulus saya untuk membuat postingan baru, bukan hanya untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini, namun saya juga tergugah karena sudah lama tidak menulis artikel tentang remaja atau pemuda-pemudi tanah air.
Biasanya saya menuliskan tentang bagaimana pola pikir mereka dalam menghadapi kehidupan sehari-hari mereka, mulai dari kehidupan keluarga, bermasyarakat, persekolahan maupun konflik dalam diri mereka. Mungkin adalah pertama kalinya saya menuliskan sesuatu tentang konsep ideal seorang pemuda dan perbandingannya dengan sikap dan pola pikir pemuda terhadap kedudukannya sebagai warga negara republik Indonesia. Saya ingin mengambil contoh sederhana dari kehidupan sekitar.

Pada saat perayaan 17 Agustus 2009 lalu, saya berkunjung ke rumah teman di kawasan makassar timur, saat tiba di depan rumahnya ada pemandangan mencolok yang terlihat. Di sepanjang lorong rumah teman saya terpasang dengan kokoh tiang bendera lengkap dengan bendera merah putih yang berkibar dengan gagah berani, ironisnya pemandangan itu tidak terlihat di rumah teman saya, saat saya sudah berada di dalam rumah teman saya dan ditawari segelas sirup dingin, saya pun menanyakan kepadanya tentang kejanggalan tersebut, “Kenapa tidak pasang bendera? Tetangga kamu pasang semua tuh.”. Lantas teman saya menjawab dengan ringan, “ Yah, tahulah. Kita kan Cuma nge-kost, tinggal sendiri, belum lagi kuliah, masak, nyuci sendiri. Mana sempat urus gituan?”. Terus saya nanya lagi, “ Masa sih, pasang bendera saja tidak sempat?” dan dijawab, “ Yah, daripada keluar biaya lagi buat beli tiang sama bendera, mending dipakai makan sehari-hari.” Saat itu saya hanya bisa diam.

Dalam perjalanan pulang saya terus berpikir, apakah jiwa nasionalisme pemuda –pemudi saat ini sudah mulai luntur? Jika memang sudah memudar, apakah seperti pudarnya nasionalisme yang dimiliki oleh teman saya itu? Yang bahkan untuk memasang bendera saja tidak mau, padahal pahlawan-pahlawan kita sedari dulu berusaha sekuat tenaga menancapkan tiang bambu bendera di tanah ibu pertiwi milik kita sendiri dengan pengorbanan cucuran darah dan keringat bercampur airmata. Ataukah polemik yang dimiliki bangsa ini dari identitas-identitas buruk yang tersemat yang membuat rasa bangga kita terhadap Kemegahan bangsa ini memudar?

Saya tidak ingin melakukan pembelaan terhadap identitas buruk yang tersemat pada negeri kita ini meskipun identitas-identitas itu sebenarnya tidak tepat. Namun saya ingin menunjukkan hal-hal yang seharusnya membuat kita bangga akan tanah air kita. Pernahkah anda mendengar sebuah pesan penuh makna yang mengatakan bahwa nahkoda yang hebat adalah nahkoda yang mampu mengendalikan kapalnya di laut yang penuh badai? Atau mungkin anda lebih sering mendengar bahwa makin tinggi pohon maka akan makin keras angin yang menerpanya. Artinya apa? Yang ingin saya tekankan pada kesempatan kali ini adalah bukan lagi waktunya bagi kita untuk memaksakan prestasi kita menyeruak di antara problematika yang ada seperti membuat seberkas cahaya keluar dari muncul di tengah kegelapan. Tapi lihatlah masalah yang ada di negeri kita ini. Tanpa berpikir panjang dan melakukan proses memilih pun kita akan langsung mendapat jawabannya.

Begitu banyak masalah yang ada pada negeri ini yang menunjukkan bahwa bangsa kita bangsa yang hebat. Ya, kita adalah nahkoda bangsa ini di laut yang penuh badai masalah, kita adalah pohon tinggi yang diterpa angin bencana. Dan makin besar masalah dan makin banyak masalah itu akan membuat kita semakin besar. Kita adalah bangsa yang besar, kita adalah bangsa yang hebat. Wujudkan rasa bangga itu dalam pengabdian menyelesaikan masalah-masalah bangsa ini apapun profesi anda, buktikan bahwa kita bangsa Indonesia betul-betul bangsa yang besar dan hebat yang mampu keluar dari kesulitan meskipun kita berada dalam disiplin ilmu yang berbeda. Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bangga menjadi pemuda Indonesia, bagaimana Anda?