WELCOME

Review SepetakTanah Kosong

2 bulan yang lalu saya menuliskan cerita tentang seorang anak yang diberikan pelajaran oleh ayahnya dengan cara yang tidak biasa. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup ku(halah, apaan sih) saya menuliskan review untuk tulisan saya itu. Postingan saya itu memang agak berbeda dengan yang lainnya (semuanya berbeda kali bang) karena selain lebih panjang, maknanya juga lebih dalam (wuw dalamnya mieh)dengan mengorbankan banyak kegiatan waktu penulisannya juga memakan waktu berhari-hari, bandingkan dengan beberapa postingan yang hanya 15-30 menit. Malah pernah ada yang Cuma 3 menit (ya, tulis judul + 1 kalimat nda jelas).
Ada beberapa pesan yang tak tersampaikan di postingan itu. Tapi sudahlah, saya Cuma ingin menambahkan beberapa settingan atau latar belakang atau serba serbi atau (cukup ataunya) hal-hal lain yang ada kaitannya dengan cerita itu.
Anak itu sekarang sudah tumbuh jadi remaja yang berkuliah di kota Makassar (ini sudah diceritakan) dan beberapa temannya juga ikut berkuliah di makassar ( Andar, alber, rian dan wahyudi dan beberapa yang lain). Meski berbeda jurusan mereka terkadang bertemu untuk berbagi cerita. Termasuk pengalaman si anak sewaktu di suruh menggali sepetak tanah kosong oleh ayahnya.
Anda tahu tidak, menggali itu pekerjaan yang susah sekali (sok tau ah kamu), serius saking beratnya waktu itu saya sampai pingsan di tanah ( hehe anak itu ternyata saya) dan rasanya capeeeeek sekali, mana itu hari pulang kerumah badan pegal-pegal, gatal-gatal, wuih, komplit dah.entah karena kecapaian Sebenarnya di situ saya mah sempat bingung atau nda terlalu sadar sama kata-kata ayah, sumpah pusing sekali . Tapi kurang lebih saya mengerti apa yang disampaikan ayah (membela diri)
Dan sebenarnya 4 teman SMP saya kaget waktu di suatu malam saya jumpalitan duduk-duduk di pinggir jalan trans sulawesi nunggu bis buat ke makassar. Mereka tidak menyangka saya bakalan berani uji nyali tes di SMAN 5 Makassar. Secara waktu itu sekolah itu sekolah itu favorit se sulsel dan bahkan (katanya) unggulan pertama walau sekarang mungkin sudah tidak jadi yang pertama lagi (hiks). Masalahnya Cuma itu sekolah di makassar yang saya tahu. Jadi yaah, SMA5 jadi pilihan pertama (padahal prioritas kedua ga ada, nah loh).
Ternyata mendaftar di kota itu ribet yah, dan rasanya saya nda perlu curhat tentang rintangan-rintangan itu, termasuk saat kaki kecelup di kolam ikan. Waktu itu saya demam, karena di Bus dingin kemudian kalau pergi tes mesti pakai seragam SMP masing-masing. Wuih, bahan kain yang tipis dan celana pendek membuat angin mudah masuk. demam tambah parah. saking demamnya malah sempat waktu ujian ketiduran 1 jam,aduh , tapi berkat doa orang tua, semangat dari saudara-saudara serta dukungan seluruh warga desa.akhirnya keterima juga. Hal yang sama juga terjadi saat tes perguruan tinggi.begitu banyak rintangan yang menghalang, hasilnya juga bervariasi. Sepertinya lulus di pilihan 1,2, dan 3 pernah saya lalui (tidak lulus jauh lebih banyak). Sampai akhirnya lulus di pilihan ke tiga di tempat kuliah sekarang ini
Kembali ke teman-teman SMP, ternyata teman-teman yang lain baru tahu kalau saya sekolah di makassar 3 bulan kemudian (saking introvert-nya saya yang nda cerita dan saking nda gaulnya mereka). Dan katanya (katanya sih) mereka juga terinspirasi buat ikut lanjut sekolah di kota nantinya.(huaaa...terharuku).
mereka bilang begini,” kalau orang kayak kelik aja bisa lulus tes di Makassar, apalagi kita kan.” Sialan, ternyata saya jadi patokan terbawah mereka. Huh, Bete.
Dan seingkat cerita, ternyata akhirnya kami kembali dipertemukan di kota ayam jantan dari timur ini...(iya tawwa, selamat nah.)
Cek per cek, ternyata sebagian dari mereka (utamanya cewek) pergi kuliah di kota karena tidak mau dinikahkan di desa. Mereka takut jadi janda muda katanya (ingat, ini tentang cewek). Yang cowoknya sebagian karena takut belum bisa kasi makan istrinya nanti. (beh, sama2 bermotif)
Dan tanpa terasa (ini mulai serius bicaranya)sebentar lagi bulan mei. Waah..hampir 10 tahun sejak kejadian di sawah yang mengenaskan Memoirable itu. Dan memang harapan ayah waktu itu dalam perjalanan pulang ingin agar saya bisa melihat perbandingan dari 10 tahun yang lalu dengan sekarang yang sudah remaja. 22 mei menjadi tanggal yang memilukan akan teringat, karena selain itu 22 mei 2007 juga menjadi hari yang tak akan pernah terlupa, karena disitu dipastikan saya akan ikut lomba PBT untuk terakhir kalinya dalam karir saya. (ternyata di akhir Juni malah itu lomba batal diikuti, Argh). 22 mei 2005 juga meninggalkan cerita yang suram sensasional yaitu saat terakhir kalinya kami anak kelas 3F SMP berkumpul menikmati hari-hari terakhir di sekolah dengan menghabiskan siang dengan mangga yang pahit kemudian setelah itu saya dipanggil ke ruang kepala sekolah karena kasus kebakaran depan kelas. (sudah jangan ditanya-tanya lagi). Cuma ini 22 mei yang agak lumayan, 22 mei 2003 saat Porseni SMP,dapat peringkat 3 tenis meja setelah menang lawan anak kelas 3(si alber juara 2 malah).
Hal yang menarik, kemarin saya jalan-jalan ke BaseCamp Wismu05, dan disana saya melihat cangkul kecil yang biasa dipakai jadi properti untuk penampilan drama Showtime MOS. Setelah diperhatikan itu cangkul mirip, sangat malah, dengan cangkul yang sapa pakai buat galian 2x2x2 meter itu. Saya menaruh curiga terhadap salah satu anggota perlengkapan(dari angkatan berapapun) yang menjadikan barang itu inventaris basecamp. Jangan-jangan cangkul tak bertuan yang saya pakai di hutan itu di ambil dan di bawa ke makassar oleh salah seorang dari mereka. Tapi setelah saya mengecek database anggota di komputer dan buku Humas, kemungkinannya sangat kecil bagi salah seorang dari mereka untuk rela menempuh jarak 473 Km hanya untuk membawa cangkul itu dari Sukamaju sampai ke Makassar. Tapi dibalik semua itu, saya tetap curiga saat ada barang baru yang ada di basecamp, , karena saya yakin 67% bahwa barang itu mereka peroleh saat “operasi suci” sewaktu libur dan biasanya pelakunya itu anak perlengkapan. Soalnya waktu pengurus saya pernah meminta Omen (kord perlengkapan) untuk operasi suci tiap kelas dan “menyelamatkan” spidol,penghapus, sapu dsb untuk difungsikan di basecamp. (setidaknya bukan saya yang melakukannya)
Hoahm...ngantuk...nanti dilanjutin lagi....besok saya Kuliah....doakan yah saya bisa bangun pagi
Asai tipe 1
Ditulis di BTP blok L
26 april 2010
Pukul 03.29

0 Response to "Review SepetakTanah Kosong"

IKLAN

Cari Blog Ini

Powered by Blogger