WELCOME

SECARIK KERTAS

Ini bukan alamat blog teman saya, tapi kali ini saya ingin membahas tentang salah satu hal yang bermakna yang pernah saya dapatkan dari secarik kertas. Terkadang Neysa dulu iseng memberikan buku hariannya untuk diperlihatkan kepada saya, dasar cuek waktu itu saya tidak terlalu menganggap penting beberapa isi buku hariannya. Baru akhir-akhir ini saya bisa melihat pentingnya isi dari secarik kertas dalam buku itu, salah satunya adalah tentang bagaimana menyampaikan pesan ke teman kita.

Terkadang teman kita melakukan kesalahan dalam mengucapkan sesuatu ataupun dalam menentukan sikap, sebagai teman tentunya kita harus saling mengingatkan tentang hal itu, namun kita pun terkadang bingung dengan cara apa yang tepat untuk menyampaikan pesan, kritikan, nasihat, saran sekalipun kepada si A (teman kita yang ingin diberi pesan). Dulu Ada beberapa cara yang pernah diajarkan Neysa namun hanya beberapa yang saya tempuh namun itupun tidak semuanya berhasil. Namun kali ini saya akan coba jabarkan cara yang pernah dan sering berhasil Mulai dari yang terhalus sampai terekstrim.

Cara terhalus yang berhasil saya coba adalah cara pertama

membahas suatu masalah yang mirip dengan kesalahan si A tapi membahasnya bukan dengan si A, cukup di depan si A atau setidaknya didengar olehnya sedangkan sebagai lawan bicara saya mengajak orang lain untuk membahasnya, tapi dalam pembicaraan jangan menyebut nama si A. Saya menggunakan cara ini saat belum terlalu mengenal kepribadian dan watak si A sehingga tidak akan menimbulkan konflik laten antara saya dan dia.

Kedua adalah dengan sindiran halus yaitu menyelipkan pesan kecil bermakna umum tapi tetap mengena dibalik cerita panjang saat saya ngobrol dengan si A. Cara ini digunakan saat watak si A cukup introvert atau emosinya labil.

ketiga adalah dengan sindiran tawa di depan teman-teman tentang kesalahan si A, tapi ingat ini Cuma berlangsung temporer dan sporadik. Jangan sampai kesalahan si A menjadi bahan tertawaan terus menerus yang bisa membuat sakit hati. Maka dari itu pastikan dia humoris atau tidak mudah tersinggung.

Keempat adalah dengan menyampaikan langsung namun dengan menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh kita merupakan aspirasi dan harapan dari teman2 lain untuk membuat si A lebih baik. Mirip cara yang kedua namun bedanya si A harus betul-betul paham bahwa apa yang kita lontarkan adalah tentang dirinya, karena membahas tentang dirinya usahakan pilih juga kata-kata yang bermakna umum (tidak langsung) serta kata-kata yang bermakna ameliorasi dan halus tapi tetap bisa dimengerti olehnya.

Yang kelima adalah dengan menyampaikan dengan sikap datar langsung dan terbuka. Cara ini biasa saya sampaikan untuk orang yang keras kepala namun tidak memiliki tingkat emosi yang meledak-ledak, cukup efektif jika dia bertipe melankolis sehingga saat kita berbicara dengan dingin tidak akan membuat dia sakit hati. Cara ini juga cukup bagus jika dikombinasikan dengan ending yang ter-gantung, maksudnya berakhir dengan tanpa solusi tapi hadapkan dia dengan berbagai alternatif yang bisa dia telaah sendiri.

Keenam dengan berbicara langsung dengan intonasi tinggi, efektif digunakan untuk orang yang lebih muda atau posisinya secara struktural ada dibawah kita, namun pastikan dia adalah koleris dan bermental “bola tenis” sehingga pesan yang kita sampaikan akan menjadi pemicu dan tantangan bagi dia untuk jadi lebih baik.

Ketujuh disampaikan dengan bentakan atau intonasi yang terkadang sangat tinggi, hanya 1 kali dilakukan dan untung saja berhasil, namun kadang harus menimbulkan sedikit goresan luka di hati si A. Namun cara ini bisa membuat kita makin akrab dengan dia di suatu masa, tapi berhati-hatilah jangan sampai hal ini menjadi bumerang dan jangan sampai kita lepas kontrol dalam memberi pesan. Saya tidak merekomendasikan anda menggunakan cara ini.

Setuju atau tidak setuju itu merupakan kebebasan berpikir anda. Tapi akankah anda akan berbagi pikiran dengan saya dan orang lain mengenai hal-hal diatas. Oke, mungkin anda sedikit bingung (atau banyak) dengan apa yang saya utarakan di atas. Maafkan saya yang selalu menulis catatan ini dalam keadaan setengah sadar di malam hari. Namun apa yang saya tuliskan ingin saya bagikan. Menurut guru kimia saya, ibu hamidah, “ sesuatu yang dibagi akan jadi lebih bermakna.”

Dan semua tinta hitam dari awal hingga akhir adalah sebuah makna untuk semua yang pernah membaca catatan ini. Dan terimalah semua sindiran saya di atas.

Salam damai.

Nb:

- secarik kertas yang menjadi insprirasi catatan ini sekarang mulai rusak, mudah-mudahan maknanya tidak akan.

- kira-kira saya menyindir anda dengan cara keberapa?

Dikutip dengan perubahan dari:

1. Catatan harian An ordinary Life....

2. Novel Bintang Kecil seri 3 bab 2


19 Februari 2010-20 februari 2010

sambil nunggu hujan SMS


2 Response to "SECARIK KERTAS"

  1. Rif | web says:

    Ceritanya Indah,,Mastab.

    Koment Back Cara Membuat Related Post Dalam Kotak Scroll

    Anonim says:

    Kalo semua cara sudah dicoba tapi orangnya nda mau dengar, bagaimana??

IKLAN

Cari Blog Ini

Powered by Blogger